Jumat, 22 Januari 2010

Penyerangan dan Pembakaran Gereja di Malaysia


Malaysia yang mempunyai citra sebagai negara moderat dan stabil diguncang prahara rasial, dalam kurun waktu 4 hari 9 gereja di serang dan di bakar (8 – 11 januari 2010). Kejadian ini sungguh sangat disayangkan ketika banyak orang menginginkan perdamaian dan saling menghargai satu sama lain malah ada segelintir orang yang merusaknya hanya karena perbedaan pendapat dan menomorsatukan keegoisan semata. Kejadian ini telah memicu gelombang keresahan di kalangan minoritas Kristen Malaysia dan ketegangan hubungan mereka dengan mayoritas Muslim Melayu

Menyadur dari detik.com, selama kurun 4 hari 9 gereja diserang dan dibakar oleh segelintir orang hanya karena mereka tidak menerima penggunaan kata-kata “Allah” oleh pihak non-muslim. Mereka marah karena keputusan Pengadilan Tinggi pada 31 Desember yang mencabut putusan pemerintah Malaysia yang melarang kalangan non-Muslim menggunakan kata “Allah” untuk memberikan rujukan nama Tuhan. Majelis mengabulkan gugatan pemerintah Katolik Roma Malaysia. Adapun beberapa gereja yang mengalami kerusakan adalah Gereja Evangelis Borneo di bagian selatan negara bagian Negeri Sembilan, Gereja Metro Tabernacle Church, Assumption Church, Life Tabernacle Church, All Saints Church, dan Gereja Katolik St.Louis.

Sesungguhnya penggunaan kata-kata “Allah” bukan sesuatu yang dibuat-buat atau direkayasa tetapi ini semua memiliki acuan dan bukti-bukti yang kuat. Hal itu dapat dibuktikan oleh Kitab Suci Alkitab Ulangan 6:4-5 (5 Musa :4-5) “Here of Israel The Lord is One, The Lord is God” (Dengarlah hai Israel, Tuhan itu Esa, Tuhan itu Allah kita). Bahwa Tuhan itu Allah juga disebut dalam Bahasa Ibrani Yahweh, Adonai, Elo, dalam Bahasa Jawa Gusti Allah dan dalam Bahasa Batak Tuhan Debata.

Saya sebagai orang katolik sangat menyesalkan tindakan tersebut, mengapa penggunaan nama Allah oleh non-muslim harus dilarang? toh pada dasarnya kita ini hidup dengan tujuan akhir yang sama, kita menempuh jalan berbeda tapi tujuan kita sama. Penggunaan nama ‘Allah” itu universal, seluruh dunia menggunakan nama itu bahkan kitab suci pun telah menjelaskannya. Sangat aneh bila segelintir orang melarang pemakaian nama “Allah”, apa yang menjadi dasar dari tindakan mereka? Apakah itu tidak menunjukkan keegoisan dan kebebalan mereka?

Saya berharap seluruh umat Kristen didunia khususnya di Malaysia agar tabah, sabar dan rendah hati, tidak dendam. Mari kita mendoakan agar para pelaku pembakaran dan pengerusakan gereja tersebut sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah dosa. Ingatlah Matius 5 : 10 “ Berbahagialah orang yang dianiyaya sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga.” Kita juga berdoa untuk umat Kristen di Malaysia agar tidak takut dan gentar melaksanakan ibadah di gereja, ini merupakan cobaan untuk memperkokoh iman Kristiani. Tantangan dan cobaan harus disikapi dengan arif dan bijaksana, jangan terprovokasi tetapi semakin memperkuat iman kita kepada Allah melalui doa-doa dan perbuatan kita yang menunjukkan buah-buah roh. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar