Akhirnya film Sang Pemimpi telah diputar di bioskop seluruh Indonesia per 17 Desember yang lalu. Film Sang Pemimpi yang diambil dari novel tetralogi karangan Andrea Hirata ini menjadi salah satu film yang paling ditunggu, setelah mendulang sukses dalam film pertama yang berjudul Laskar Pelangi . Film Sang Pemimpi yang disutradarai oleh Riri Reza ini mengambil gambar di beberapa kota antara lain Manggar, Tanjung Pandan, Jakarta dan Bogor.
Film Sang Pemimpi ini menceritakan tentang masa muda Ikal, Arai dan Jimbron. Seperti kutipan dari bang Rhoma Irama “masa muda masa yang berapi-api” masa muda Ikal, Arai dan Jimbron penuh dengan mimpi, keingintahuan, dan semangat membara. Berawal dari pertemuan Ikal dengan Arai saudara jauhnya yang menjadi yatim piatu sehingga mendapat panggilan simpai keramat. Arai merupakan sosok yang tegar, penuh dengan ide-ide gila yang terkadang tidak bisa ditangkap oleh nalar, penuh dengan mimpi-mimpi, mempunyai optimisme yang tinggi dan mempunyai hati selembut salju. Ikal yang seharusnya menjadi penghibur untuk Arai yang baru saja di tinggal oleh ayahnya malah menjadi pribadi yang dihibur oleh Arai. Kesedihan karena ditinggal oleh sahabat dekatnya Lintang langsung hilang dan inilah yang membuat Ikal ingin selalu berada didekat Arai, sang Lone Ranger.
Selain Arai Ikal juga mempunyai seorang sahabat baik yang bernama Jimbron, Jimbron merupakan seorang yatim piatu yang diasuh oleh pendeta Geovanny. Jimbron mempunyai wajah yang polos seperti seorang anak kecil dan memiliki badan yang subur. Ketika kecil Jimbron mengalami kisah yang tragis, sang ayah meninggal di depan matanya. Ketika ayahnya sedang sekarat Jimbron membawanya menuju puskesmas dengan sepeda yang berjalan sangat lambat sehingga ketika sampai di puskesmas ayah Jimbron telah tiada. Jimbron menjadi takut dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari orang-orang disekelilingnya sehingga Jimbron menjadi gagap. Jimbron merupakan sosok yang sangat terobsebsi dengan kuda, pengetahuannya tentang kuda sangatlah luas dan dalam. Jimbron merupakan sosok yang polos, tulus dan merupakan penyeimbang antara Ikal dan Arai, sang pemimpi.
Ikal, Arai dan Jimbron kemudian bersekolah di SMA Negeri Manggar, satu-satunya SMA Negeri yang berada di Belitung bagian timur. Hari –hari dilalui dengan bersekolah dari pagi hingga siang lalu dilanjutkan dengan bekerja hingga malam hari, menjadi kuli panggul di pelabuhan ikan, kernet angkutan umum, tukang cuci di warung dan beberapa pekerjaan serabutan lain yang penting bisa menambah uang saku mereka. Disekolah mereka ada 2 orang guru yang memiliki peranan penting dalam pembentukan mental dan pribadi Ikal, Arai dan Jimbron. Yang pertama adalah pak Mustar, wakil kepala sekolah sekaligus guru biologi Ikal, Arai dan Jimbron. Pak Mustar terkenal dengan tangan besinya dan memiliki disiplin yang tinggi, terkenal dengan aturan-aturan yang ketat dan juga hukuman yang keras, semua itu dilakukannya agar anak-anak didiknya kelak menjadi orang yang sukses yang tidak hanya bisa bermimpi setinggi langit tapi juga bisa meraihnya. Yang kedua adalah pak Ichsan Balia, guru sastra yang inspiratif dan selalu bersemangat sekaligus sosok yang selalu menanamkan dalam diri murid-muridnya untuk berani bermimpi, menggali ilmu sebanyak-banyaknya, mengelilingi dunia dan membuat Ikal dan Arai berani bermipi untuk bersekolah di Paris, Prancis.
Selayaknya anak-anak SMA Ikal, Arai dan Jimbron mempunyai kisah-kisah khas remaja yang baru tumbuh. Rasa keingintahuan yang besar, serta kisah cinta mereka dengan lawan jenis menjadi bumbu dalam film ini. Arai yang menaruh hati kepada Zakiah Nurmala teman sekelasnya yang cantik rupawan melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan hati Nurmala pujaan hatinya. Mulai dari membuat sajak hingga merayunya tapi hati Nurmala masih tertutup untuk Arai. Bukan Arai namanya kalau menyerah begitu saja, secara tidak sengaja Arai berjumpa dengan seorang pemimpin orkes melayu bernama bang Zaitun yang memiliki banyak pengalaman dan kiat untuk mendapatkan hati perempuan. Araipun belajar bermain gitar kepada bang Zaitun dan ketika mendekati hari kelulusan Arai menyanyikan sebuah lagu dengan mengenakan pakaian khas melayu dan didampingi orkes bang Zaitun di belakangnya. Arai bernyanyi sambil memainkan gitar didepan jendela kamar Nurmala, hati wanita mana yang tidak luluh dengan perlakuan seperti ini? Bisa dibilang Arai sukses merebut hati Zakiah Nurmala yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya.
Lain Arai lain pula Jimbron, Jimbron jatuh hati kepada Laksmi seorang wanita yang bekerja di pasar tempat Ikal, Arai dan Jimbron bekerja paruh waktu. Laksmi merupakan sesosok wanita yang tak pernah tersenyum walaupun dia memiliki senyum yang sangat indah, menurut Jimbron. Laksmi kehilangan senyumnya sejak kehilangan kedua orang tuanya. Jimbron selalu berusaha membuat Laksmi tersenyum kembali dengan semua cerita dan leluconnya yang tentu saja tentang kuda. Sayangnya semua usaha Jimbron tak membuahkan hasil Laksmi tetap terdiam dan tak pernah tersenyum. Suatu hari Jimbron mendengar kabar bahwa Capo Lam Nyet Pho, hendak membuat peternakan kuda di Belitong dan mendatangkan kuda dari Australia. Jimbron senang bukan kepalang hingga semakin sering bermimpi dan menggigau tentang kuda. Beruntung Jimbron mempunyai sahabat seperti Arai, secara diam-diam Arai bekerja kepada Capo Lam Nyet Pho dengan bayaran bisa berlatih menaiki kuda dan boleh membawanya 1 hari saja. Suatu pagi Arai membawa kuda itu kehadapan Jimbron, Jimbron senang bukan kepalang kemudian menaiki kuda itu dan membawanya kehadapan Laksmi. Akhirnya untuk pertamakalinya Laksmi bisa tersenyum.
Ikal memiliki cerita tersendiri, disamping kamar tempat mereka bertiga tidur terdapat sebuah bioskop. Suatu hari bioskop tersebut memutar “film panas” dimana pada gambar film tersebut menampikan seorang wanita menggunakan baju berwarna merah dan sedang menggendong seekor anjing. Layaknya anak muda Ikal tergoda untuk menonton film tersebut, tapi Ikal tidak berani karena menonton film Indonesia dilarang keras oleh pak Mustar. Semakin lama Ikal semakin gelisah hingga terbawa mimpi, Arai dan Jimbron mengetahui hal itu lalu mengajak Ikal menonton film tersebut dengan cara menyamar dengan menggunakan sarung sebagai penutup muka seperti suku perahu terapung. Meraka bertiga sukses masuk kedalam bioskop dan menonton film tersebut. Sepanjang pemutaran film Ikal, Arai dan Jimbron menahan nafas melihat adegan demi adegan yang ditayangkan. Sayangnya nasib baik belum memayungi mereka A Kiun si penjaga loket mengetahui adanya penyusup lalu dia memanggil pak Mustar dan memergoki Ikal, Arai dan Jimbron. Sebagai hukuman dari pak Mustar mereka bertiga harus membersihkan kamar mandi sekolah yang kotor sampai bersih.
Disaat sedang bersemangat meraih mimpi ada kabar yang mengejutkan Ikan dan Arai. PN Timah kolaps artinya ayah mereka kini telah kehilangan pekerjaan. Ikal dan Arai pulang dengan perasaan yang bercampur aduk. Ayah mereka pak Seman Said Harun meminta kedua anakmya untuk tetap melanjutkan sekolah mereka, apa pun alasannya mereka harus tetap bersekolah. Tidak seperti Arai yang tetap optimis melihat kedepan, Ikal mulai bimbang antara menerima kenyataan atau tetap mengejar mimipi. Dalam kebimbangannya Ikal sering membolos sekolah dan bekerja di pelabuhan . Di pelabuhan dia bertemu dengan bang Rokib pelaut melayu yang telah banyak belayar. Ikal ingin ikut bang Rokib berlayar, meraih mimpi dengan jalannya sendiri. Ketika sedang bekerja di pelabuhan Ikal bertemu dengan pak Mustar yang kemudian menasehatinya. Ikal hanya tertunduk diam tak berkata apa-apa.
Hari penerimaan raporpun datang. Pak Mustar memiliki metode yang unik dalam pemberian rapor, orangtua duduk di kursi yang telah ditentukan berdasarkan peringkat anaknya disekolah. Hal ini dimaksudkan agar anak bisa bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya selama 1 semester. Pak Seman Said Harun ayah dari Ikal dan Arai datang dengan mengenakan safari 4 kantong kebanggaannya untuk mengambil rapor anak-anaknya. Bila biasanya pak Harun duduk dideretan depan kini dia harus duduk dibarisan belakang. Setelah pengambilan rapor seperti biasa pak Harun mendatangi Ikal dan Arai, menepuk bahu mereka, mengelai rambut kedua anaknya dengan lembut kemudian mengucapkan Assalamualaikum dan pulang. Tidak ada kata-kata lain hanya senyum khas seorang ayah kepada anaknya. Hal ini membuat Ikal sadar dan menyesal, Ikal kemudian berlari dan mengejar ayahnya. Di tengah perjalanan Ikal bertemu dan memeluk ayahnya sambil menangis tersedu dan meminta maaf kepada ayahnya. Di dalam hati Ikal berjanji untuk tidak mengecewakan ayahnya lagi dan sebagai bukti permintaan maafnya Ikal belajar lebih giat lagi sehingga Ikal dan Arai lulus dengan nilai memuaskan.
Setelah lulus SMA Ikal dan Arai berangkat ke Jakarta dengan menumpang kapal bang Rokib. Berbekal doa dari kedua orangtua mereka, pak Mustar, pak Ichsan Balia serta celengan berbentuk kuda dari Jimbron Ikal dan Arai pun melanjutkan langkah mereka untuk meraih mimpi mereka, sekolah di Prancis. Namun nasib baik belum berpihak kepada mereka. Rencana awal menuju Depok kemudian ke Jakarta gagal mereka terdampar di Bogor. Kemudian mereka bekerja serabutan sambil terus belajar hingga akhirnya mereka mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru. Akhirnya Ikal dan Arai berhasil lulus tes tersebut. Ikal diterima di fakultas ekonomi UI dan Arai di fakultas Biologi UI. Setelah lulus ternyata Ikal dan Arai kesulitan menemukan pekerjaan . Ikal akhirnya bekerja di kantor pos sebagai juru sortir surat, sedangkan Arai belum mendapatkan pekerjaan.
Suatu hari Arai datang ke kantor Ikal dan memberikan Koran yang berisi tentang beasiswa S-2 ke Prancis, semangat mereka semangat mereka kembali tumbuh, tetapi Arai tiba-tiba menghilang entah kemana. Ikal yang sempat putus asa menunggu kabar dari Arai mencoba melanjutkan mimpinya seorang diri. Berbekal dengan celengan kuda yang diberikan Jimbron, Ikal membeli seperangkat computer untuk membuat proposal demi meraih beasiswa ke Prancis. Setelah itu Ikal datang ke Jakarta dan melakukan interview betapa terkejutnya Ikal ketika dia tahu bahwa Arai juga berada di kantor tersebut sedang mempresentasikan proposalnya. Ternyata selama ini Arai berada di Kalimantan melakukan riset untuk proposalnya.
Hari yang ditunggu-tunggupun tiba , dua buah surat datang kerumah orangtua Ikal dan Arai di Belitong. Surat tersebut memberutahukan bahwa Ikal dan Arai mendapat beasiswa melanjutkan studi mreka di Paris Prancis, betapa bahagianya hati kedua orang tua meraka. Akhirnya Ikal dan Arai berhasil meraih mimpi mereka, bukan hanya bermimpi tapi juga mewujudkannya.
Pemeran dalam Sang Pemimpi :
1. Ikal (kecil) : Zulfany
2. Ikal (remaja) : Sandy Pranatha
3. Ikal (dewasa) : Lukman Sardi
4. Arai (remaja) : Ahmad Syaifullah
5. Arai (Dewasa) : Ariel Peterpan
6. Jimbron (Remaja) : Azwir Fitrianto
7. Seman Said Harun : Mathias Muchus
8. Ibu Ikal : Rieke Diah Pitaloka
9. Pak Ichsan Balia : Nugie
10. Pak Mustar : Landung Simatupang
11. Zakiah Nurmala : Maudy Ayunda
12. Bang Rokib : Yaya Unru
13. Bang Zaitun : Jay Widjajanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar